Opini ini ditulis oleh Silvia Rita, A,Md.,S.Pd.
Guru SD Negeri 007 Serusa Mati dan Mahasiswi Pascasarjana Universitas Lancang Kuning dengan bimbingan Ibu Dr. Raudhah Awal, M.Pd. pada Mata Kuliah Teori dan Strategi Pembelajaran.
Di era pendidikan modern saat ini, pendidikan karakter harus diakui mampu membentuk siswa menjadi ramah, toleran, dan inklusif. Hal ini karena pendidikan karakter mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, hormat, empati, dan kerjasama sehingga sangat relevan dalam menciptakan suasana kelas yang ramah dan inklusif. Setiap siswa di sekolah akan merasa diterima dan dihargai tanpa memandang latar belakang dan perbedaan siswa. Sebagai langkah mengimplementasikan pendidikan karakter, guru memiliki peran penting dalam mendidik dan menjadi panutan siswa. Guru harus memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum dan interaksi sehari-hari siswa. Melalui integrasi pendidikan karakter, guru tidak hanya meningkatkan kualitas moral dan etika siswa, akan tetapi guru juga akan menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan inklusif yang dapat mendukung perkembangan akademik siswa.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aklis, 2023) yang meneliti Madrasah Ibtidaiyah Keji (MI Keji). Sekolah tersebut menerapkan pendidikan karakter kepada semua siswa melalui peran guru. Di sana guru-guru menerapkan pendidikan karakter dengan cara praktik langsung, bertanggung jawab, pembiasaan, toleransi, menghargai prestasi, dan bersahabat. Kunci pendidikan karakter di MI Keji yaitu: melalui pembiasaan pada siswa. Alhasil, melalui pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru memiliki dampak positif pada siswa MI Keji yaitu terciptanya lingkungan sekolah yang ramah dan inklusi. Siswa-siswa di sana menunjukan karakter bertanggung jawab, disiplin, sopan, hormat, dan memiliki kebiasaan yang baik.
Guru-guru dapat mencontoh sekolah tersebut dalam mengajarkan pendidikan karakter di sekolah untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif. Adapun peran yang dapat dilakukan guru yaitu
pertama, mengajarkan karakter kepada siswa seperti kejujuran, hormat, dan empati dalam aktivitas belajar mengajar di kelas.
Kedua, memberikan contoh teladan yang baik dengan menunjukan karakter positif dalam kehidupan sehari-hari di kelas.
Ketiga, mengajak siswa secara konsisten agar dapat diajak bekerjasama dan menghargai segala perbedaan yang ada di sekolah.
Strategi tersebut harus dilakukan secara konsisten sehingga mampu mempercepat dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif.Kesimpulannya, integrasi pendidikan karakter yang dilakukan pada guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan inklusif.
Ini akan membantu siswa untuk tidak hanya menjadi siswa pintar, akan tetapi memiliki karakter yang ramah dan inklusif. Guru dapat melakukan strategi seperti mengajar nilai-nilai karakter, memberikan contoh yang baik, dan mengajak siswa untuk menghargai.
Jika dilakukan secara konsisten maka akan berdampak pada perilaku siswa yang hormat, ramah, dan menghargai individu lain sehingga lingkungan yang ramah dan inklusif akan tercipta. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan guru untuk lebih memperhatikan pendidikan karakter dalam praktik sehari-hari.
Dengan cara ini, kita dapat membentuk generasi yang lebih baik untuk masa depan. Ayok, mari kita bersama-sama fokus pada pembentukan karakter untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih ramah dan inklusif.
Daftar PustakaAklis, M. Z. (2023). Pendidikan Karakter di Madrasah berbasis Pendidikan Inklusi. ASNA: Jurnal Kependidikan Islam dan Keagamaan, 5(2), 11-19.