
Rokan Hilir – kobkatimes.com-Sebanyak 60 guru SD, SMP, dan kepala sekolah dari berbagai kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertema “Revitalisasi Bahasa Melayu Riau Berbasis Puisi Daerah”, yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Riau bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rokan Hilir.
Acara ini dilaksanakan sebagai upaya pelestarian dan penguatan Bahasa Melayu Riau di lingkungan pendidikan dasar melalui media puisi berbahasa daerah.
Kegiatan ini menghadirkan pemateri utama, Al Idrus atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Aal Rahim Sekha, seorang seniman dan penggiat teater Bangsawan yang juga aktif dalam komunitas KSB Rumah Sunting di Pekanbaru. Putra asli Bagansiapiapi ini dipercaya oleh Balai Bahasa Provinsi Riau untuk membimbing para peserta dalam teknik penulisan puisi berbahasa daerah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Ummi Khulsum, dalam sambutannya saat membuka kegiatan, menyampaikan harapannya agar para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan dan meneruskan hasil pelatihan kepada para siswa maupun rekan sejawat. Ia menekankan bahwa puisi berbahasa daerah bisa menjadi media strategis dalam merevitalisasi Bahasa Melayu Riau di kalangan generasi muda.
Selama tiga jam, Aal Rahim Sekha memaparkan materi dan berdiskusi aktif bersama para peserta. Ia membimbing secara langsung proses penulisan puisi berbahasa daerah, serta memberi masukan terhadap karya-karya yang ditulis peserta selama sesi pelatihan. “Saya berharap para guru dan kepala sekolah mampu mengembangkan apa yang mereka dapatkan hari ini untuk diterapkan di sekolah masing-masing,” ujar Aal Rahim Sekha.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rokan Hilir, M. Nur Hidayat, turut mengapresiasi kegiatan ini dan mendorong agar para peserta melanjutkan program ini di sekolah mereka. Ia juga mengimbau agar sekolah-sekolah bisa melibatkan para sastrawan lokal dalam pelatihan lanjutan, guna menguatkan identitas budaya daerah melalui karya sastra.
Di penghujung kegiatan, beberapa puisi hasil tulisan peserta dibacakan dan diberikan masukan langsung oleh pemateri. Momen ini menjadi penutup yang menginspirasi, sekaligus menjadi awal dari gerakan kecil untuk menjaga dan menghidupkan kembali Bahasa Melayu Riau lewat puisi.(Anto Kobka)