
Rokan Hilir – Malam Pawai Obor dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025 di Kabupaten Rokan Hilir berlangsung meriah. Salah satu penampilan yang mendapat apresiasi dari Pemkab Rokan Hilir adalah pementasan teaterikal puisi “Di Balik Kerudung Ibu” yang dibawakan oleh Jaringan Teater Riau (JTR) Koorda Rokan Hilir.
Pertunjukan ini merupakan alih wahana dari sejumlah puisi karya Atuk Aal Rahim Sekha. Konsep pementasan disusun bersama oleh berbagai sanggar teater dan seni di Rokan Hilir, serta melibatkan para pelajar sekolah dasar hingga tingkat SMA.
Ade Kurniawan, pimpinan Sanggar Boom Bagan Teater, menyebutkan bahwa para pemain didominasi anak-anak SD, dengan seorang siswi SMA Negeri 1 Bagansiapiapi bernama Unna dipercaya membacakan puisi utama. Sementara itu, Letnan Umar diperankan oleh Mas Joko, koordinator KSB Anak Sungai Kecamatan Sinaboi.
Menurut Joko, naskah yang dialihwahanakan ke bentuk teater ini cukup mudah dimainkan dengan durasi sekitar 30 menit. Cerita yang disampaikan tidak hanya menggambarkan semangat perjuangan para pahlawan, tetapi juga menghadirkan kegembiraan anak-anak negeri dalam menyongsong pembangunan menuju Indonesia Emas.
Koordinator JTR Rokan Hilir, M. Khudri Anwar, S.AP, menegaskan bahwa pementasan kali ini menjadi titik tolak untuk menghadirkan teaterikal puisi pada pawai obor di tahun-tahun mendatang.
Melliza Dewi, seniwati Sanggar Susun Sirih, turut menurunkan anak-anak didiknya dari berbagai sekolah dasar untuk menampilkan tari Zapin Gembira sebagai bagian dari pertunjukan. Menurutnya, konsep yang ditulis oleh Atuk Aal Rahim Sekha sangat variatif, ringan, dan bisa dinikmati semua kalangan tanpa menampilkan adegan kekejaman penjajah.
Pementasan ini juga mendapatkan respons positif dari Wakil Bupati Rokan Hilir yang menilai pertunjukan terasa ringan dan mudah dipahami. Bahkan, sejumlah orang tua penampil mengaku anak-anak mereka kini lebih rajin berlatih seni daripada sibuk bermain gawai.
Menariknya, Di Balik Kerudung Ibu tidak menggunakan satu sutradara tunggal. Setiap bagian puisi dibahas dan diolah bersama sesuai isi naskah, sehingga memberi kebebasan kreativitas bagi para pemain.
Produksi pementasan ini digarap oleh JTR Koorda Rokan Hilir dan PDBI Rokan Hilir, dengan dukungan Sanggar Susun Sirih, KSB Anak Sungai, Sanggar Boom Bagan Teater, dan Sanggar Seni Kembang Lestari. Penampilan spesial juga diberikan oleh Rosmalinda, guru SDN 06 Bagan Barat Kecamatan Bangko, yang dikenal sebagai salah satu aktor senior dari eratahun 2000 an di Sanggar ROH Bagansiapiapi.
“Semoga pementasan ini bisa menjadi awal kebangkitan sanggar-sanggar teater baru di Rokan Hilir,” ujar salah seorang pegiat seni, Diarto.